Monumen
patung dirgantara atau yang lebih dikenal dengan Patung Pancoran adalah
merupakan salah satu monumen yang terletak di Jakarta, tepatnya di kawasan
pancoran daerah Jakarta Selatan. Patung yang berdiri kokoh diatas tugu miring
yang membelah fly over dikawasan pancoran ini dibangun pada zaman pemerintahan
Presiden Soekarno, yaitu pada tahun 1964-1965. Banyak warga Jakarta yang hanya
mengenal nama patung ini sebagai Patung
Pancoran dikarenakan letaknya yang berada di kawasan pancoran, namun
tidak mengetahui bahwa sebenarnya patung ini bernama Patung Dirgantara.
Patung
Pancoran ini dikerjakan oleh pematung keluarga Arca Yogyakarta pimpinan Edhi
Sunarso (kelahiran Salatiga, 2 Juli 1932). Ide pembuatannya lahir dari Presiden
Soekarno yang menghendaki agar dibuat sebuah patung mengenai kekuatan dan
kemegahan dunia penerbangan Indonesia atau kedirgantaraan. Patung ini
selayaknya menggambarkan manusia angkasa yang berarti menggambarkan semangat
keberanian bangsa Indonesia untuk menjelajah angkasa.
Pada
awalnya pengerjaannya, Bung Karno lah yang langsung menjadi modelnya. Sebelum
maket patung dikerjakan oleh Bapak Edhi Sunarso, Bung Karno berkali-kali
memperagakan bagaimana bentuk patung nya harus berdiri. Biaya pemasangan patung
ini pembiayaannya berasal dari kantong pribadi Bung Karno, yaitu dengan menjual
sebuah mobil pribadinya.
Proses pemasangan Patung
Pancoran (Dirgantara) selalu ditunggui oleh Bung Karno, sehingga
kehadirannya selalu merepotkan aparat negara yang bertugas menjaga keamanan
sang kepala negara. Alat pemasangannya sederhana saja yaitu dengan menggunakan
Derek tarikan tangan. Patung yang berat keseluruhannya 11 ton tersebut terbagi
dalam potongan-potongan yang masing-masing beratnya 1 ton.
Walau masih terdapat
perdebatan dari masyarakat terhadap makna setiap bentuk patung tersebut,
seperti halnya yang masih misteri , yaitu bentuk patung yang menyerupai posisi
atlet yang telah melempar cakramnya, tangan kirinya yang menukik ke belakang
berposisi seperti memegang piringan, dan lain-lain. Patung ini sebenarnya
mempunyai filosofi yang maknanya melambangkan keberanian, kesatriaan dan
kedirgantaraan yang didasarkan pada kejujuran, keberanian dan semangat
mengabdi.
Pembuatan Patung Pancoran
- Konon biaya pembuatan dan pemasangan patung pancoran ini juga berasal dari kantong pribadi Bung Karno, yaitu dengan menjual sebuah mobil pribadi kesayangannya. Dahulu mobil presiden bernilai sangat mahal pada zamannya (perbandingan zaman sekarang sama halnya dengan harga mobil lamborighini Gallardo Murciélago LP 670-4 SuperVeloce sekitar 9,5 M ).Bung Karno ingin segera melihat patung itu didirikan dengan megahnya di Jakarta. Hal itu merupakan kebanggaan tersendiri baginya. Karena itu biaya untuk pembuatan patung dipikul sendiri dengan cara menjual mobil pribadi dan sampai-sampai dalam pembuatannya, beliau secara langsung mengawasi selama pekerjaan tersebut sehingga merepotkan dalam pengawalannya.Sayang keinginan untuksegera melihat hasil karya itu agak terganggu dengan meletusnya G30S/PKIdi Indonesia yang membawa korban para jenderal dan rakyat. Bahkan patung itu disebut-sebut sebagai alat pencungkil mata dari orang-orang PKI. Sesuatu yang disangkal Bung Karno dengan segera meresmikan patung tersebut sebagai jawabannya, dua tahun setelah awal pembangunannya (1964-1965).
- Patung ini terbuat dari bahan perunggu, dengan berat patung 11 ton, Tinggi patung 11 meter, sementara tinggi voetstuk (kaki patung) 27 meter, dikerjakan oleh PN Hutama Karya dengan IR. Sutami sebagai arsitek pelaksana.
Mitos
Patung Pancoran (Dirgantara)
Setelah berdirinya
patung dirgantara atau sekarang lebih dikenal sebagai patung pancoran
(dirgantara), terdengar mitos yang beredar di masyarakat jakarta, antara
lain :
- Konon patung pancoran tidak hanya melambangkan keperkasaan dirgantara tetapi juga sebagai salah satu petunjuk untuk menunjuk sebuah tempat dimana bung karno meletakkan harta kekayaannya yang dipercaya dapat melunasi hutang negara. Lokasi yang diperkirakan yaitu Taman Monumen Pahlawan Proklamasi Kemerdekaan Soekarno-Hatta, Kawasan Monas dan Istana Negara, lapangan Banteng, Mesjid Istiqlal, Graha Angkasa Pura, bahkan ada yang berpendapat ditenggelamkan di sebelah utara pantai ancol.
- Sebagian orang juga mempercayai bahwa patung ini menghadap ke sebuah pelabuhan sunda kelapa yang merupakan jantung peradaban bangsa indonesia selama dijajah belanda, sehingga dapat menginspirasikan penerus bangsa agar terus mengenang pentingnya sejarah pelabuhan sunda kelapa.
- Konon patung ini sengaja dihadapkan ke utara sebagai tujuan untuk menentukan arah. Disamping kemegahan patung pancoran itu, arah penghadapannya keutara bermakna dalam mata angin sebagai arah menuju kedepan, sehingga diharapkan bahwa Dirgantara Indonesia akan terus maju dan terdepan.
Sekian sekilas mengenai sejarah
patung Dirgantaras
Mudah-mudahan bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar