Rabu, 12 Februari 2014

LEGENDA CANDI CANGKUANG

CANGKUANG, GARUT , Jawa barat.
Kisah ini dimulai dengan rencana SULTAN AGUNG menyerang BANTEN dan BLAMBANGAN, tetapi tentara Sultan Agung Mengalami kekalahan. Kemudian Sultan Agung meminta bantuan Belanda untuk membantunya, namun permintaan itu ditolak Belanda. Justru Belanda meminta Sultan Agung untuk menyerah. Permintaan Belanda itu menyebabkan Sultan Agung marah. Sejak itu Sultan Agung mempersiapkan pasukannya untuk menyerang Batavia. Dengan dipimpin DIPATI UKUR dan TUMENGGUNG BAUREKSO pasukan Mataram menyerang Batavia. Penyerangan pertama ini gagal.



Arif Muhammad tetap menghargai adat, atau kebiasaan penduduk setempat. Misalnya, larangan untuk tidak boleh bekerja atau berziarah pada hari rabu. hal itu berlaku hingga hari ini. Pada saat itu di Cangkuangn banyak terdapat candi sudah rusak dan tidak terpelihara. Dengan persewtujuan penduduk,akhirnya disisakan satu candi sebagai peringatan bahwa dahulu di tempat tersebut pernah ada pemeluk Hindu. Ada versi lain yang menyebutkan bahwa dengan kesaktian Arif Muhammad dibenamkan kedalam bumi.hanya dengan tangan kanannya saja.Dan disisakan satu candi yang ada patung Syiwa dibiarkan hingga sekarang. Arif Muhammad yang kemudian dikenal dengan sebutan Sembah Dalem Arif Muhammad, mempunyai tujuh orang anak Enam wanita dan satu laki-laki. Ketujuh anaknya tersebut dilambangkan dengan tiga buah rumah adat disebelah kiri dan tiga buah  lagi di sebelah kanan. sedangkan sebagai lambang putranya didirikan masjid adat yang sampai sekarang masih dapat dilihat.



Putra Mahkota Nagari Sunda bernama Niskala Wastu Kancana, sebelum dinobatkan menjadi raja disuruh mengembara ke daerah Bianaya Jampang. dalam pengembaraannya, Ia sampai di daerah Cangkuang, ia melihat penduduk sedang membangun candi Syiwa.Ia kurang setuju dengan pembangunan candi tersebut. "Apa alasannya,Raden?Pembangunan candi ini telah memakan waktu cukup lama dan sudah setengah jadi," kepala kampung bertanya sambil menatap wajah Niskala Wastu Kancana.. cukup lama Putra mahkota Nagari sunda ini termenung seperti sedang memikirkan sesuatu. "Menurut penglihatan batinku, disini nanti akan muncul agama baru. Agama tersebut akan menguasai wilayah ini dan sekitarnya. jadi membangun candi di tempat ini kurang tepat. Seharusnya agak jauh," papr Niskal Wastu Kancana sambil memejamkan mata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar