Rabu, 26 Februari 2014

Sejarah Mahkota Binokasih ( Mahkota Kebesaran Kerajaan-Kerajaan Di Sunda )



Mahkota Binokasih adalah sebuah mahkota yang menjadi lambang kebesaran kerajaan-kerajaan di tanah sunda pada masa lalu.
Sebelum diwariskan/diberikan kepada Kerajaan Sumedang Larang dan menjadi pusaka Sumedang,  Mahkota Binokasih merupakan lambang kebesaran Kerajaan Padjadjaran.







Kenapa mahkota kebesaran Kerajaan Padjadjaran ini bisa berada di Sumedang dan seolah menjadi legitimasi menjadikan Kerajaan Sumedang Larang sebagai penerus kekuasaan Kerajaan Padjadjaran.





Dari beberapa sumber dikatakan bahwa Mahkota Binokasih ini dibuat atas prakarsa Sanghyang Bunisora Suradipati, yaitu seorang raja dari Kerajaan Galuh, Kerajaan Galuh sendiri merupakan sebuah kerajaan besar  pecahan dari Kerajaan Tarumanagara.




Singkat cerita, dikisahkan ketika Kerajaan Padjadjaran dipimpin oleh Sri Baduga Maharaja dengan sebutan Prabu Siliwangi


Kerajaan Padjadjaran diserang oleh gabungan pasukan Islam dari Cirebon, Banten, dan Demak, saat itu Kerajaan Padjadjaran terdesak dan hampir jatuh akibat serangan tersebut.






 Sebelum Kerajaan Padjadjaran benar-benar runtuh, Prabu Siliwangi mengutus 4 orang Kandaga Lante kepercayaannya untuk membawa Mahkota Binokasih beserta perlengkapannya ke Sumedang Larang dengan harapan Sumedang Larang dapat meneruskan kejayaan Kerajaan Padjadjaran.


 





Karena pada waktu itu Sumedang Larang merupakan sebuah kerajaan bawahan dari Kerajaan Padjadjaran, jadi mungkin bisa dikatakan bahwa kekuasaan Kerajaan Padjadjaran ini diturunkan atau diwariskan kepada Sumedang Larang, dari atasan  kepada bawahan.




Alasan kenapa dipilih Sumedang Larang sebagai penerus adalah karena pada waktu itu Kerajaan Sumedang Larang telah menganut agama Islam dan tidak ikut diserang oleh pasukan gabungan Islam, selain itu Sumedang juga dipimpin oleh seorang pemuda yang dikenal cerdas dan berwibawa bernama Pangeran Angkawijaya  atau dengan nama Pangeran/Prabu Geusan Ulun, yang dikemudian hari Pangeran Angkawijaya ini menjadi seorang raja yang fenomenal karena berkat kepemimpinannya beliau mampu menjadikan Kerajaan Sumedang Larang disegani hingga dikenal ke semua penjuru.





Empat orang Kandaga Lante yang diutus oleh Prabu Siliwangi adalah
1. Eyang/Embah Jaya Perkosa (Sanghyang Hawu)
2. Embah Terong Peot
3.  Embah Kondang Hapa (Pancar Buana),
4.  Embah Nangganan

Dikisahkan dari keempat orang Kandaga Lante tersebut  Embah/Eyang Jaya Perkosa lah yang paling hebat ilmu silatnya. Ketika ke empat orang Kandaga Lante utusan Prabu Siliwangi tiba di Sumedang, keempat orang Kandaga Lante tersebut menyerahkan Mahkota Binokasih dan menyampaikan amanat atau titah dari Prabu Siliwangi agar Sumedang Larang meneruskan kekuasan Kerajaan Padjadjaran yang tengah terpojok saat itu, dan kemudian keempat orang Kandaga Lante ini pun mengabdikan diri kepada Sumedang Larang serta berperan penting dalam membantu Prabu Geusan Ulun mencapai kejayaan Kerajaan Sumedang Larang dikemudian hari.




Pada tanggal 22 April 1578, Prabu Geusan Ulun dinobatkan menjadi Prabu Sumedang Larang penerus Kerajaan Padjadjaran, dan tanggal tersebut kemudian diperingati sebagai hari jadi Kabupaten Sumedang. Mahkota Binokasih dengan segala perlengkapan perhiasan kerajaan yang dibawa dari Kerajaan Padjadjaran tersebut kini tersimpan rapi di museum Prabu Geusan Ulun
 

 
 
 Sekian Sekilas mengenai sejarah Mahkota Binokasih atau lebih di kenal dengan nama Mahkota Prabu Siliwangi 
Mudah-mudahan Bermanfaat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar