Minggu, 09 Februari 2014

Talaga Reumis

Touring jelajah kota kuningan 





jawa Barat Jika pada post Portal Cirebon kemarin-kemarin tentang Telaga Remis adalah berdasarkan luas wilayah, dan asal-usul nama Telaga Remis yang konon diambil karena disekitar telaga terdapat begitu banyak binatang remis (sejenis siput atau kering kecil-kecil yang biasanya berwarna kekuningan), maka pada post kali ini Portal Cirebon akan memaparkan tentang objek yang sama tapi dengan pemahaman asal-usul dari versi yang berbeda. Ceritanya, pada liburan Idul Adha kemarin awak Portal Cirebon bersama keluarga menyempatkan diri berkunjung kembali ke objek wisata yang sejuk dan asri ini. Tapi, berbeda dengan kunjungan-kunjungan sebelumnya, pada kunjungan kali ini Portal Cirebon mendapat kesempatan berharga yakni ngobrol-ngobrol dengan salah sat tetua setempat. Obrolan kami yang semula sekitar keramaian pengunjung ketika musim liburan, obrolan kami jadi meluas dan mulai mengerucut pada asal-usul keberadaan Telaga Remis atau yang dalam bahasa masyarakat setempat disebut dengan nama Talaga Reumis. Objek wisata Talaga Reumis yang terletak di Desa Kadeula Kec. Pasawahan Kab. Kuningan ini memang selalu sesak dikunjungi pleh pengunjung, baik oleh pengunjung yang ada disekitar Kabupaten Kuningan sendiri maupun dari kabupaten-kabupaten sekitarnya seperti dari Kab. Cirebon, Tegal. Sumedang, Ciamis, Brebes, hingga Bandung. Talaga Reumis memang memiliki panorama yang indah dengan hutan pinus dan sebuah telaga yang bentuknya menjorok kira-kira panjangnya 120 m dengan lebar 90 m. Disamping panoramanya yang indah dan asri, objek wisata Talaga Reumis ini juga menyimpan keunikan tersendiri, yakni telaga ini terletak di wilayah yang secara tipografi mustahil terdapat telaga dengan debit air yang tetap dari tahun ke tahun, padahal baik tanaman (hampir semuanya adalah jenis tanaman yang menghisap air) maupun kontur tanah yang dibilang tandus itu di sekitar telaga bukanlah tanah tumbuh yang cocok untuk adanya sebuah telaga. Nah, dari sinilah kemudian obrolan kami mulai mengerucut ke seputaran asal-usul terbentuknya telaga yang lumayan aneh ini. Dari mulut tetua itu Portal Cirebon mendengar bahwa Talaga Reumis dibuat oleh Prabu Siliwangi, Raja Padjajaran yang namanya hampir menjadi mitos itu. konon pada masa itu, Prabu Siliwangi sedang melakukan pertapaan di hutan batu tersebut. Dan karena kontur tanah yang sedemikian tandus itulah maka untuk memenuhi kebutuhan minumnya selama menyepi di wilayah itu Prabu Siliwangi hanya mengandalkan embun (dalam bahasa Sunda disebut reumis) yang dikumpulkan dengan daun pisang yang dikerucutkan. Setelah rasa hausnya berkurang, Prabu Siliwangi pun membuang sisa air yang terdapat di pincukan daun tersebut seraya berkata; "Ini sisa embun yang pernah menolong saya dari rasa haus, semoga sisanya berubah menjadi telaga yang kelak akan berguna bagi masyarakat sekitar." Aneh, setelah berkata begitu, di antara sela-sela batu di mana sisa embun itu dibuang keluar air yang begitu deras hingga akhirnya membentuk sebuah telaga yang sekarang dikenal dengan nama Talaga Reumis. Dan konon, masih menurut sang tetua tadi, disamping untuk keperluan bertapa dan menyepi, Prabu Siliwangi pun kerap datang ke tempat ini untuk mengunjungi saudaranya yang bermukim di sekitar situ yakni; Bratalegawa atau Haji Purwa (adik kandung dari Prabu Linggabuwanawisesa yang tewas dalam perang Bubat) yang merupakan orang pertama di Pajajaran yang menganut agama Islam dan juga dengan Ki Gedeng Kasmaya yang lebih dikenal dengan nama Mbah Kuwu Cerbon Girang) karena pada masa itu Cirebon atau Cerbon/Caruban merupakan wilayah yang masuk ke dalam kekuasaan Pajajaran sebelum akhirnya memberontak melawan Pajajaran. Begitulah asal-usul terbentuknya Talaga Reumis menurut penuturan sang tetua yang diceritakan kepada Portal Cirebon.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar